Review Bioshock Infinite: Mahakarya yang Sempurna!
Dipuji sejak awal rilisnya di industri game, Bioshock memang tumbuh menjadi salah satu franchise game FPS terbaik di industri game. Bagaimana tidak? Ketika sebagian besar developer dan publisher terpaku untuk mengekor kesuksesan game-game military shooter di pasaran yang kini mulai berubah menjadi sebuah genre mainstream, Bioshock menawarkan sesuatu yang jauh lebih dalam. Tidak hanya memompa adrenalin Anda lewat mekanisme gameplay aksinya yang memang didesain dengan baik, Bioshock juga terkenal lewat sisi plot-nya yang pantas untuk diacungi jempol. Memasuki ranah psikologi dan pemikiran filosofis, Bioshock tetap mampu membungkusnya dalam sebuah plot yang tidak hanya akan membuat gamer menikmati, tetapi juga terus bertanya-tanya secara konsisten. Pesona yang kembali berhasil dihadirkan oleh Ken Levine dan Irrational Games dalam seri terbaru – Bioshock Infinite.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah memiliki sedikit gambaran tentang apa yang ditawarkan oleh Bioshock Infinite ini. Tidak hanya tampil memanjakan mata lewat kualitas visualisasi dan desain Columbia yang memanjakan mata, Bioshock Infinite tampaknya tetap mengakar pada identitas franchise-nya selama ini. Bertahan dengan temanya yang terhitung “berat” untuk diproses secara nalar, Bioshock Infinite berhasil meninggalkan kesan pertama yang mendalam, tidak hanya dari sisi gameplay, tetapi juga karena kemampuan Irrational untuk menciptakan sebuah cerita yang bahkan lebih baik dibandingkan sebagian besar film-film Hollywood raksasa yang tersebar di pasaran saat ini.
Ada begitu banyak alasan untuk jatuh cinta pada Bioshock Infinite dan akhirnya terperangkap di Columbia bersama Elizabeth. Lantas, apa yang sebenarnya membuat kami – JagatPlay tidak bisa melepaskan pandangan dari game yang satu ini? Apa yang membuat kami menyebutnya sebagai sebuah mahakarya yang sempurna, sebuah game tanpa cela? Review ini akan mengupasnya lebih dalam.
Plot
Anda
akan berperan sebagai Booker Dewitt – seorang detektif swasta yang
mengemban satu tugas sederhana – membawa Elizabeth keluar dari Columbia.
Welcome to Columbia!
Walaupun
secara kasat mata Columbia terlihat seperti utopia, namun kota yang
melayang di angkasa ini ternyata menyimpang segudang masalah sosial yang
membuatnya kian rapuh.
Anehnya,
Comstock seolah sudah memprediksikan kedatangan Anda jauh-jauh hari.
Sejak awal kehadirannya, Booker sudah dicitrakan sebgai musuh terbesar
Columbia – yang mereka sebut sebagai nabi yang palsu. Comstock bahkan
mengetahui detail hingga bentuk tatoo di tangan Booker.
Terkurung
di dalam sebuah menara yang dijaga oleh sebuah monster besar bernama –
Songbird, Elizabeth bukanlah sosok wanita “biasa”.
Apa
yang akan Anda lakukan ketika untuk pertama kalinya, Anda dapat mencium
dan merasakan udara bebas? Perasaan inilah yang tampaknya menyelimuti
Elizabeth.
Elizabeth menyimpan sebuah kekuatan luar biasa yang tentu saja membuatnya menjadi fokus Bioshock Infinite itu sendiri.
Rosalind dan Robert Lutece akan menjadi salah satu daya tarik misteri terbesar dari Bioshcok Infinite.
The battle of Columbia started!
Source :
Jagatplay
0 comments:
Post a Comment